• LinkedIn
  • Join Us on Google Plus!
  • Subcribe to Our RSS Feed

Thursday 31 December 2015

Jangan Gengsi Untuk Belajar Dari Orang Lain

06:21:00 // by Unknown // , // No comments

Ada yang mengatakan "Orang mempunyai dua telinga dan satu mulut, artinya seharusnya ia 2x lebih banyak mendengar daripada berbicara". Atau dengan kata lain, seharusnya orang lebih banyak mendengarkan (dengan menyimak, atau listen dan bukan sekedar hear) dan belajar, ketimbang mempertahankan pendapat atau konsepnya sendiri. Ini namanya orang yang bijak. Tetapi, apa yang sering kita temukan dalam keseharian kita?. terkadang kita sombong, dan kesombongan itulah yang menyebabkan anda tidak mau belajar, bahkan terkadang malu dan gengsi untuk belajar dari orang lain.

Contohnya, seseorang yang merasa dirinya pintar, akan merasa malu dan tidak mau belajar dari orang yang dianggapnya lebih bodoh. Dia merasa bahwa semua yang dikatakan orang itu adalah bualan belaka yang tidak berguna, "masa sih gue harus ngedengerin kata-kata dia? jabatannya kan lebih rendah dari gue. gue gak mungkin salah, dia yang salah". Itulah yang kadang kita pikirkan, ada perasaan gengsi yang menyebabkan kita tidak mau belajar dari orang lain.

Saya yakin setiap orang punya impian mereka masing-masing. Kita harus menghargai impian orang lain. Walaupun impiannya tampak kecil atau malah terlampau besar. Kita tidak boleh bilang kalau impian orang lain itu 'terlalu mudah dicapai' atau ebaliknya 'mustahil untuk dicapai'. Yang jauh lebih bagus adalah kita belajar dari pengalaman orang lain, apakah ia sukses mencapai mimpinya atau sebaliknya ia gagal meraih mimpinya. Ambillah pelajaran dari keberhasilah dan kegagalan orang lain. Jangan sekali-kali meremehkan kemampuan orang lain, karena setiap orang memiliki kemampuan sendiri sesuai pengalamannya.

Berikut ada satu kisah menarik antara seorang profesor dan seorang nelayan.
Pada suatu hari, seorang profesor ingin menikmati pemandangan laut dengan menyewa sebuah perahu nelayan dari tepi pantai. Setelah haarga sewa per jam disepakati oleh mereka, kemudian mereka melaut tidak jaug dari bibir pantai. Melihat sang nelayan terus bekerja keras mendayung perahu tanpa banyak bicara, sang profesor bertanya "Apa bapak pernah belajar ilmu fisika tentang energi angin dan matahari?", "Tidak" jawab nelayan itu dengan singkat. Profesor kemudian melanjutkan "ah, jika begitu, bapak telah kehilangan seperempat peluang kehidupan bapak". Sang nelayan cuma mengangguk.

"Apa bapak pernah belajar sejarah filsafat?" tanya profesor lagi. "belum pernah" jawab nelayan itu sambil menggelengkan kepalanya. "Ahh kalau begitu, bapak telah kehilangan seperempat lagi peluang kehidupan bapak". si nelayan cuma mengangguk lagi. "Apa bapak pernah belajar dan bisa berkomunikasi dengan bahasa asing?" tanya profesor. "Tidak bisa" jawab nelayan dengan singkat. "Aduhh kalau begitu bapak telah kehilangan tiga perempat peluang kehidupan bapak". Tiba-tiba angin bertiup kencang dari tengah laut, perahu yang mereka naiki pun oleng hampir terguling. Dengan tenang, nelayan bertanya kepada sang profesor, "apa bapak pernah belajar berenang?", dengan suara gemetar dan muka pucat ketakutan sng profesor menjawab "Tidak pernah". sang nelayanpun berkomentar dengan percaya diri "Ah, jika demikian, bapak telah kehilangan semua peluang hidup bapak".

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah diatas adalah, bersikaplah seperti gelas yang kosong, jangan sombong dan jangan meninggikan diri lebih hebat dari orang lain. Kita semua memiliki keterbatasan dan memerlukan orang lain, oleh karena itu belajarlah dari orang lain.

0 komentar:

Post a Comment